Senin, 22 Oktober 2012

Bab 3 IPS Kelas 7


A. Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN EKONOMI YANG BERMORAL


Standar Kompetensi : Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan.
Kompetensi Dasar : Mendeskrepsikan manusia sebagai makhluk sosial dan
ekonomi yang bermoral dalam memenuhi kebutuhan.
Indikator :
1. Mendeskripsikan hakekat manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi yang
bermoral
2. Mengidentifikasi makna manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi
3. Mewujudkan hubungan yang harmonis antar manusia sebagai makhluk sosial &
ekonomi yang bermoral

PENGANTAR
Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari bagaimana usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sebagaimana kita ketahui, manusia adalah makhluk yang diciptakan Allah sebagai kalifah di muka bumi. Berbagai tugas dibebankan Allah pada manusia selama manusia menempati hamparan muka bumi ini. Inti tugas itu adalah beribadah kepada Allah. Lalu, bagaimana bentuk ibadah itu? Bentuk beribadah yang dimaksud tidak lain adalah menyembah kepada Allah dengan menunaikan kewajiban-kewajiban seperti salat, puasa, zakat, dan ibadah haji serta beramal baik dan berakhlak yang baik pula. Di samping itu, agar manusia dapat menjalankan ibadah tersebut dengan baik, mereka harus memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti makan, pakaian, rumah, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan-kebutuhan yang lainnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa selama manusia hidup di dunia, dia harus memenuhi kebutuhan hidupnya, baik berupa kebutuhan yang bersifat materi maupun kebutuhan yang bersifat sosial.
Dari uraian di atas itulah ilmu ekonomi kemudian dikembangkan. Para ilmuan ekonomi kemudian membedakan manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. Sekarang mari kita pelajari apakah makhluk sosial dan makhluk ekonomi itu?

A. Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Di dunia ini mustahil manusia dapat hidup seorang diri. Manusia akan selalu membutuhkan orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Dalam ilmu sosiologi kita telah pelajari tentang interaksi sosial dan tentang sosialisasi. Di situ dipelajari bahwa hidup seseorang akan terkucil, sendirian, dan menjadi gila jika tidak mampu bersosialisasi dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain.
Di samping itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari kelompok masyarakat, karena memang manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dalam hal-hal tertentu dengan masyarakat. Manusia mempunyai naluri hidup bersama dengan orang lain. Naluri hidup bersama itu disebut gregariousness.
Jadi dapat dikatakan bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial (homo socialis) karena selalu berinteraksi dengan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.

B. Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi

Walaupun manusia membutuhkan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, tetapi manusia tetap memiliki otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri. Secara pribadi, manusia harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya.
Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak.
Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.

C. Hubungan Antara Manusia Sebagai Makhluk Sosial dan Makhluk Ekonomi yang Bermoral

Bagaimanakah menghubungkan ciri manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi di atas? Bisakah manusia melakukan dua ciri itu sekaligus dalam kehidupan sehari-hari? Jawabannya tentu saja bisa. Lalu bagaimana caranya?
Jika manusia dalam usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan pribadinya menggunakan segala cara tanpa memperdulikan apakah cara yang ditempuh itu halal atau haram, merugikan orang lain atau dengan jalan yang tidak baik, maka manusia itu akan menjadi serigala bagi manusia lainnya. Manusia yang sudah menjadi serigala bagi manusia lainnya akan menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. Mereka sering mengorbankan orang lain. Mereka tidak peduli apakah orang lain itu rugi akibat perbuatannya. Mereka tidak malu untuk mencari uang dan kekayaan meskipun dengan cara yang curang. Manusia yang menjadi serigala bagi manusia lain disebut homo homini lupus.
Sedangkan kita tahu, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Dalam melakukan aktivitas, termasuk bekerja dan usaha mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kita selalu membutuhkan bantuan dan kerja sama dari orang lain. Karena itu, kita tidak boleh berlaku seenaknya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bukankah kita hidup bermasyarakat? Maka kita harus memiliki moral dan akhlak ketika kita menjalankan fungsi sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi. 

B. Tindakan, Motif, dan Prinsip Ekonomi

TINDAKAN EKONOMI BERDASARKAN MOTIF DAN PRINSIP EKONOMI

Penyusun : M. Anshor Sja’roni, S.Sos


Standar Kompetensi : Memahami usaha manusia memenuhi kebutuhan.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi tindakan ekonomi berdasarkan motif dan
prinsip ekonomi dalam berbagai kegiatan sehari-hari
Indikator :
1. Menjelaskan pengertian tindakan ekonomi
2. Menyebutkan tiga contoh tindakan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
3. Menjelaskan pengertian motif ekonomi
4. Menjelaskan motif ekonomi dan nonekonomi yang mendorong seseorang melakukan
kegiatan pokok ekonomi dalam kehidupan sehari-hari
5. Menjelaskan pengertian prinsip ekonomi
6. Menjelaskan penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan pokok ekonomi dalam
kehidupan sehari-hari


A. Tindakan Ekonomi

Pada bab terdahulu, kita telah membahas manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi yang bermoral. Pada pembahasan tersebut telah diungkapkan bahwa manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Selama manusia hidup di dunia, mereka tidak akan berhenti untuk terus berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejak kita lahir ke dunia hingga kita dewasa dan menjadi tua, kita selalu butuh makan dan minum, kita butuh pakaian dan rumah sebagai tempat berteduh, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.
Lalu, bagaimana cara manusia memenuhi berbagai kebutuhannya? Ketika kita kecil, kita masih bergantung pada orang tua. Orang tualah yang memikirkan bagaimana caranya memenuhi kebutuhan keluarga. Ketika kita besar dan dewasa, tanggung jawab orang tua semakin berkurang. Kita sendiri yang berpikir bagaimana caranya memenuhi kebutuhan hidup kita. Pada jaman sekarang untuk memenuhi kebutuhan manusia butuh uang. Uang didapat dari bekerja. Jadi, untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia jaman sekarang harus bekerja.
Bagaimana orang jaman dulu, ketika belum ada uang, memenuhi kebutuhannya? Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, manusia jaman dulu mengambil langsung dari alam. Mereka berburu menangkap binatang atau ikan dan mencari buah-buahan dan dedaunan yang tumbuh di lingkungan sekitar. Mereka pergi ke gua dan pohon tinggi besar sebagai tempat berteduh dan tidur. Untuk pakaian mereka menggunakan dedaunan yang lebar.
Jadi, dari jaman dulu sampai jaman kita sekarang ini, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia harus bekerja. Jaman dahulu manusia bekerja dengan jalan mengambil langsung dari alam dan mengolah alam untuk menghasilkan makanan. Jaman sekarang manusia bekerja demi mendapatkan uang untuk dibelanjakan berbagai kebutuhan hidup. Manusia yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya disebut melakukan tindakan ekonomi atau kegiatan ekonomi. Tidak hanya itu, ketika kita membeli barang atau menggunakan / memanfaatkan barang, berarti kita melakukan kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan konsumsi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya manusia melakukan tindakan / kegiatan ekonomi.
Tindakan ekonomi terdiri atas tiga kegiatan pokok ekonomi, yaitu (1) kegiatan produksi, (2) kegiatan konsumsi, dan (3) kegiatan distribusi. Tiga kegiatan pokok ekonomi ini akan kita bahas lebih lengkap pada bab lain.

B. Motif Ekonomi

Apakah motif ekonomi itu? Motif berasal dari bahasa Inggris, motive, yang berarti dorongan. Secara sederhana, dorongan atau alasan yang membuat orang mau melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi. Lebih jelasnya, yang dimaksud motif ekonomi adalah suatu kekuatan yang mendorong orang untuk melakukan tindakan / kegiatan ekonomi.
Mengapa orang mau bekerja? Apa yang membuat petani mau bekerja di sawah? Apa yang mendorong nelayan mau bersusah payah mengarungi lautan luas mencari ikan? Apa yang membuat ayah atau ibu kita siang malam bekerja di kantor? Ada dua alasan mengapa orang melakukan kegiatan ekonomi, yaitu alasan ekonomi (motif ekonomi) dan alasan di luar ekonomi (motif nonekonomi).
Secara garis besar, motif ekonomi yang mendorong seseorang mau melakukan tindakan ekonomi karena seseorang itu ingin:
1. mendapat laba / keuntungan.
2. mendapat kepuasan atau kenikmatan sebesar-besarnya.
Sedangkan motif nonekonomi yang mendorong seseorang melakukan tindakan ekonomi karena seseorang itu ingin :
1. membantu orang lain.
2. mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari masyarakat.
3. mendapatkan kedudukan atau jabatan di masyarakat.

C. Prinsip Ekonomi

Prinsip ekonomi adalah dasar berpikir yang digunakan manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi
Dasar berpikir dalam prinsip ekonomi adalah:
 “ dengan pengorbanan tertentu diperoleh kepuasan sebesar-besarnya” atau
 “dengan pengorbanan sekecil-kecilnya demi mendapatkan kepuasan tertentu”
Mari kita pahami maksud dari kalimat yang menjadi dasar berpikir dari prinsip ekonomi di atas.
Misalnya ayah kita mempunyai perusahaan yang memproduksi sepatu. Sebelum sepatu dibuat, ayah kita menghitung berapa kira-kira biaya untuk memproduksi sepatu dan berapa harga jual sepatu itu. Jika ayah menerapkan prinsip ekonomi, maka ayah berusaha untuk menekan biaya pembuatan sepatu sekecil-kecilnya untuk mendapatkan laba atau keuntungan tertentu, sesuai harapan ayah.
Contoh yang lain, marilah kita ikuti seorang ibu yang sedang belanja di pasar. Ibu itu telah mencatat barang-barang yang akan dibeli. Ibu itu mengecek berapa uang yang dimilikinya. Jika ibu itu menerapkan prinsip ekonomi, apa yang akan dilakukan ibu itu? Tentu saja ibu itu menghitung uang yang dimilikinya agar cukup untuk belanja. Bahkan kalau bisa sisa. Bagaimana caranya? Jika barang yang akan dibeli banyak sedangkan uang yang ada kurang, maka yang dilakukan adalah membuat skala prioritas. Ibu itu harus menetapkan barang apa yang paling penting dan mendesak untuk dibeli dan barang apa yang paling tidak penting dan tidak mendesak untuk dibeli. Di samping membuat skala prioritas, ibu itu harus mencari informasi di mana bisa memperoleh barang-barang dengan harga yang lebih murah. 

0 komentar:

Posting Komentar

 
;